Hazard Berterima Kasih Kepada Semua Pelatih, Termasuk Mourinho yang Spesial

Bandar Bola - Bintang chelsea, Eden Hazard mangaku bersyukur karena pernah merasakan dilatih oleh banyak pelatih-pelatih terbaik di dunia sepak bola. Dia merasa telah mendulang banyak ilmu dari pelatih-pelatih tersebut, ilmu yang membuatnya mampu jadi salah satu pemain terbaik di dunia saat ini.

Hazard saat ini layak disebut sebagai salah satu pemain terbaik di dunia. Dia memiliki kemampuan individu yang fantastis, sekaligus mampu bermain untuk tim. Dia bukanlah pemain egois yang mementingkan dirinya sendiri.

Bandar Bola Online - Selama berkarier di dunia sepak bola, Hazard sudah meraskan banyak sentuhan tangan pelatih. Dia sudah berlatih bersama tim profesional Lille di usia 12 tahun, dan kini di usia 28 tahun dia menjelma jadi salah satu pemain terbaik.

Sepanjang kariernya, Hazard mengaku bersyukur pernah dimbing oleh banyak pelatih.

Bandar Bola Terpercaya - Hazard sudah pernah mengalami banyak pergantian pelatih. Dia tiba di Chelsea pada Juni 2012, di era Roberto Di Matteo. Sejak saat itu, dia pernah berlatih di bawah bimbingan Rafael Benitez, Jose Mourinho, Guus Hiddink, Antonio Conte, dan saat ini Maurizio Sarri.

Semua pelatih yang pernah membantu saya bermain telah memberikan sesuatu. Mulai dari awal karier saya bersama Claude Puel di Lille, sampai sekarang dengan Maurizio Sarri. Mereka semua melihat sepak bola dengan cara berbeda, dan karena itulah saya bisa jadi pemain seperti saat ini.

Agen Bola - Mereka telah memberikan saran yang penting. Jose Mourinho spesial, tapi cara Sarri dan Garcia bermain lebih seperti filosofi sepak bola, bagaimanapun mereka semua telah memberikan banyak hal pada saya.

Hazard mengaku sudah mengenal sepak bola sejak masih sangat belia. Dia bermain di dekat lapangan dekat rumahnya, dia berlatih bersama tim desanya dan saat itulah bakat Hazard mulai terlihat.

Agen Bola Terpercaya - Saya mulai bermain sepak bola di usia yang sangat muda. Ayah baptis saya merupakan manajer dari tim desa saya dan taman saya tepat di sebelah lapangan. Saya melihat mereka bermain dan saya meminta izin Ayah saya untuk bergabung, dan dia mengizinkan.

Saya masih berusia empat atau lima tahun, dan mereka berusia delapan atau sembilan tahun, jadi saya pergi berlatih dengan mereka, dan saya cukup bagus, jadi ayah baptis saya berkata pada ayah saya bahwa dia merasa saya bisa melakukan sesuatu di sepak bola.